Barangkali kamu heran mengapa kini diperlihatkan beberapa seorang manusia Saiya mudah sekali mencapai transformasi Super Saiyan. Seperti pada anime Dragon Ball Super, 3 orang Saiyan dari universe 6 dapat mencapai wujud Super Saiyan tanpa dipicu oleh kemarahan dibarengi dengan latihan berat dalam waktu yang lama sebelumnya.
Cabba, Caulifla dan Kale merupakan ketiga Saiyan dari universe 6 yang mudah sekali mencapai wujud tersebut. Hal ini menyebabkan beberapa kontroversi dikalangan fans yang menyebut bahwa ini merupakan narasi yang buruk oleh penulis Dragon Ball Super. Metode yang digunakan oleh ketiga Saiyan dari universe 6 yaitu dengan membangkitkan energi yang meluap-luap dipunggung.
Berbeda sekali dengan Goku maupun Vegeta, untuk mencapai wujud Super Saiyan mereka melewati berbagai latihan berat dan pengalaman bertarung yang panjang. Kemudian suatu peristiwa kemarahan menjadi pemicu bagi Goku dan juga Vegeta untuk menjadi Super Saiyan.
Sebelum jauh memikirkan polemik metode transformasi Super Saiyan ada baiknya kita mengingat Dragon Ball Z era Buu saga. Goten dan Trunks dapat berubah wujud menjadi Super Saiyan dengan sangat mudah di usia yang masih amat muda. Hal ini dianggap generasi Goten dan Trunks lebih mempunyai potensi luar biasa dari pada kedua ayahnya pada saat itu.
Hingga bertahun-tahun lamanya, barangkali lebih dari dua dekade. Sebuah wawancara kepada Akira Toriyama mengungkapkan sebuah teori yang menyebabkan seorang Saiya dapat mencapai wujud Super Saiyan.
Dalam tubuh seorang Saiyan memiliki sesuatu yang disebut "S-Cell". Apabila S-Cell dalam tubuh seorang Saiyan mencapai jumlah tertentu, pemicu berupa kemarahan dapat membangkitkan apa yang kita sebut sebagai Super Saiyan. Sebuah transformasi yang melipat gandakan kekuatan dengan wujud aura keemasan. Kebanyakan Saiyan memiliki S-Cell namun tidak dalam jumlah yang banyak. Goku dan Vegeta merupakan contoh seorang Saiyan yang mampu meningkatkan jumlah S-Cell dan menjadi Super Saiyan.
Inilah yang menjelaskan mengapa Goten dan Trunks dapat menjadi Super Saiyan dengan mudahnya di usia yang sangat muda. Semua itu berkat S-Cell yang didapat dari Ayahnya masing-masing dalam jumlah yang banyak. Jadi bukanlah sebab potensi melainkan memang sudah memiliki jumlah S-Cell yang cukup untuk menjadi Super Saiyan.
Lalu kita bahas mengenai Saiyan dari Universe 6 yaitu Cabba, Caulifla dan Kale. Ketiga Saiyan tersebut dapat dengan mudah mencapai wujud Super Saiyan. Jika kita berdasar mengenai teori jumlah S-Cell dalam tubuh seorang Saiyan daoat dipastikan ketiga Saiyan Universe 6 memang pada dasarnya sudah mempunyai jumlah S-Cell yang cukup. Hanya saja pada awalnya mereka tidak mengetahui dan tidak ada yang menjadi pemicu seperti kemarahan untuk berubah menjadi Super Saiyan. Namun Cabba dengan pengalamannya dapat menjelaskan hal yang dirasakan ketika menjadi Super Saiyan.
Apakah untuk menjadi Super Saiyan saat pertama kalinya dibutuhkan suatu pemicu?
Beberapa Saiyan yang diperlihatkan saat pertama kalinya berubah ke wujud Super Saiyan dipicu oleh kemarahan dan perubahan emosi yang drastis. Son Goku menjadi Super Saiyan dipicu oleh kematian Krillin yang membuatnya marah, Vegeta karena putus asa, Mirai Trunks marah dengan kematian Mirai Gohan, Cabba marah dengan ancaman Vegeta dan begitupula lainnya yang diakibatkan perubahan emosi yang drastis atau ekstrem.
Dapatkah setiap Saiyan meningkatkan jumlah S-Cell?
Dengan mempunyai jiwa yang baik atau gentle, dapat meningkatkan jumlah S-Cell dengan cepat. Inilah yang menjadi sebab tidak ada Super Saiyan dalam waktu yang lama. Kebanyakan Saiyan mempunyai masalah itu, sifat sombong dan kebanggaan akan rasnya mengakibatkan terhalangnya kenaikan jumlah S-Cell untuk menjadi Super Saiyan. Bagaimanapun juga untuk mencapai jumlah S-Cell tertentu untuk menjadi Suoer Saiyan, tidak cukup hanya dengan jiwa yang baik / gentle saja. Tetapi dibutuhkan latihan dan pengalaman bertarung untuk mencapai wujud tersebut.
Sebagai contoh Goku dan Vegeta mempunyai pengalaman bertarung yang panjang dan latihan berat. Sedang Goten dan Trunks didapat dari keturunan. Namun apakah cukup menjelaskan apa yang terjadi dengan Saiyan Universe 6?
Faktor lainnya adalah kondisi lingkungan
Jumlah S-Cell dipengaruhi oleh kepribadian seorang Saiyan itu sendiri. Saiyan yang hidup di bumi seluruhnya adalah orang yang baik. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih ramah untuk kelangsungan hidup di bumi.
Lain halnya dengan Saiyan di planet vegeta. Kebanyakan Saiyan disana adalah petarung aktif yang lebih erat kaitannya dengan kekerasaan. Tensi tinggi yang dibawa dari pertarungan begitu melekat di kepribadian setiap Saiyan. Sehingga nuansa yang kurang begitu ramah ini mencegah kebanyakan Saiyan untuk mempunyai hati yang baik.
Sedikit menengok di planet tempat Saiyan universe 6 hidup, kehidupan Saiyan disana lebih beradab dibanding Saiyan di planet vegeta. Di planet sadala kondisi sosial dan perkembangan masyarakatnya lebih mirip bumi dimana terdapat pihak yang menjunjung kebajikan dan sebaliknya. Kondisi ini adalah sesuatu yang dapat disebut sebagai keseimbangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan untuk kelangsungan hidup lebih ramah dan lebih baik dibanding Saiyan di planet vegeta.
Hal itulah pula yang menjelaskan mengapa Saiyan di Universe 6 lebih mudah mencapai wujud Super Saiyan. Dikarenakan kondisi lingkungan di planet sadala yang lebih ramah, faktor meningkatnya S-Cell di tubuh setiap Saiyan jadi lebih banyak.
Pada akhirnya misteri mengenai Super Saiyan yang sempat menjadi legenda karena belum ada yang mampu mencapai wujud tersebut sebelum Son Goku terpecahkan oleh teori yang dikemukakan oleh creator Dragon Ball itu sendiri. Jadi janganlah heran apabila Super Saiyan akan menjadi seperti barang umum. Tetapi sekuat apapun Saiyan jika tidak mampu mengendalikan kekuatannya dan kurangnya pengalamam bertarung akan mudah kalah oleh yang sudah berpengalaman. Seperti halnya base Goku masih diatas angin melawan Super Saiyan Caulifla.